CARA BUDI DAYA SENGON



BUDI DAYA SENGON
Oleh Muhammad Nasir, SP


A.  Pendahuluan
Kawasan hutan yang semakin menurun kualitasnya, ternyata berimplikasi besar pada pada penurunan pasokan bahan baku ke industri perkayuan. Selain itu adanya kebijakan soft landing, semakin membuat industri perkayuan Indonesia seakan mati suri. Namun, kondisi ini ternyata menimbulkan peluang lain, yaitu mulai maraknya budi daya tanaman Tanaman Hutan Industri (HTI), seperti sengon untuk memperoleh hasil, mutu sengon yang baik maka perlu diupayakan budi daya yang baik dengan memperhatikan faktor-faktor tempat tumbuh, benih/bibit dan perlakuan silvikultur.

B.   Persiapan Benih/Bibit
      Benih merupakan salah satu komponen faktor penentu dalam budi daya. Untuk mendapat bibit sengon dapat dilakukan dengan pembiakan generatif dan vegetatif.
Pembiakan generatif melalui benih atau stemp dan cara vegetatif seperti cangkok atau stek.
1.   Pengadaan bibit melalui benih.
      Benih sengon yang berkualitas baik perlu disediakan dalam jumlah yang cukup dan yang tepat. Benih yang akan digunakan untuk keperluan penanaman sebaiknya diperoleh dari sumber benih yang berkualitas. Untuk informasi secara lengkap dapat diperoleh di Balai Pembenihan Tanaman Hutan (BPTH) di berbagai wilayah di Sumatera, ada di Palembang BPTH Palembang Sumatera Selatan.

C.   Persemaian
      Untuk penanaman sengon si lokasi sebelum ditanam terlebih dahulu benih harus disemai dijadikan bibit pada bedengan dan disebut bedeng tabur, berukuran 5 m x 1 m. Permukaan bedengan di tinggikan 10 – 15 cm dari permukaan tanah.
Media tabur yang umum digunakan adalah campuran tanah subur Top soil dan pasir dengan perbandingan 1 : 2 kemudian di saring dengan kawat saringan berukuran 2 mm.
Bahan media tersebut di sangrai terlebih dahulu selama 4 - 6 jam atau dijemur di bawah terik matahari untuk pencegahan penyakit. Praktek di masyarakat antara lain digunakan lipatan karung goni basah untuk proses perkecambahan benih sengon.
-          sebelum disemai, benih diberi perlakuan berupa perendaman dengan air mendidih 1 : 5 selama 5 - 10 menit kemudian diteruskan dan direndam dengan air dingin selama semalam pada suhu kamar.
-          Dibuat larikan yang telah disediakan dengan kedalaman 1 cm dan jarak larikan 5 cm. benih ditabur pada bedengan tabur  5 x 1 m2 sebanyak 200 g. sedikit ditekan/tutup dengan pasir halus setebal 1,5 cm.
-          Penyapihan dilakukan pada umumnya pada hari kelima setelah pentaburan.
      Pada umur 10 - 14 hari setelah kecambah, semai sengon mencapai ukuran 5 cm.
-          Kecambah di pindah kel Polibag dengan ukuran polibag 10 x 15 cm.

1).  Penawaran
      Setelah bibit berumur 1 – 2 bulan, maka bibit sudah dapat dipindahkan pada areal pertanaman, dimana sebelumnya telah dilakukan pembersihan lapangan dari tumbuhan pengganggu seperti alang-alang, semak belukar dan lain-lain. Pembersihan baik dilakukan secara manual atau secara pada awal musim kemarau.
-          Pengolahan tanah dan pemasangan ajir sejajar garis kentur. Pengolahan tanah pada lahan yang landai dan kedalaman 20 – 25 cm. Apabila lahan miring pengolahan tanah dilakukan sekeliling lubang tanam pada radius 1 - 2 m.
-          Pembuatan lubang tanam 30 x 30 x 20 cm yang dilakukan sebulan sebelum penanaman.
-          Pemberian pupuk kandang per lubang tanaman sebanyak 2 – 4 kg tiap lubang, dua minggu sebelum ditanam.

Dalam pelaksanaan penanaman ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti :
-          Bibit sebelum diangkut ke lapangan dibiarkan terlebih dahulu selama 2 – 3  hari pada kotak-kotak angkutan di
      persemaian dengan maksud memberi waktu bagi bibit untuk menyesuaikan diri dengan keadaan tempat tumbuh yang baru dijaga tetap segar. Bila perlu dilakukan penyemprotan pestisida untuk mencegah serangan hama.
-          Proses penanaman bibit di lahan: 1.siapkan bibit, 2.lepaskan polibag dari media tanam, 3.tanam bibit di lubang tanam, 4.tutup tanah dan padatkan.

E.   Penyulaman
      Tujuan utama adalah menggantikan bibit sengon yang telah ditanam karena mati dengan bibit yang baru. Penyulaman akan dilakukan jika diketahui terdapat bibit mati atau tidak tumbuh secara normal.
      Penyulaman pertama dilakukan setelah tanaman berumur lebih dari sebulan, hal ini agar tanaman pengganti tidak begitu ketinggalan pertumbuhannya dengan tanaman lain. Pada tahun kedua kalau keberhasilan kurang 80% maka dilakukan penyulaman kembali. Untuk penyulaman sebaiknya dilakukan sore hari ataupun pagi hari saat menjelang hujan, dengan demikian kondisi bibit sulam mudah tumbuh.

F.   Pemupukan
      Untuk mendapat tanaman yang baik  maka pada areal pertanamanyang kekurangan unsur hara, perlu dilakukan pemupukan sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. Pada tanaman sengon berumur 4 bulan perlu diberi pupuk Urea 40 kg, ZA 80 kg, BP 120 kg, KCL 160 kg setiap ha. Pemupukan dilakukan dengan radius 15 cm dibuat cekungan untuk tempat pupuk kemudian ditutup kembali. Pemupukan dilakukan kembali pada tahun kedua dengan takaran yang sama. Selain pupuk anorganik juga dipakai pupuk organik dalam 1 ha 4 – 5 ton per ha.




G.  Penyiangan
      Penyiangan dan pendangiran dilakukan minimal 4 kali setahun pada tahun pertama dan kedua sebaiknya dilakukan penyiangan total, pada tahun ketiga dilakukan penyiangan jalur, pembebasan, dan pendangiran di sekitar tanaman pokok dengan jari-jari ± 0,5 m, pada tahun ke 4 dilakukan penyiangan jalur , pembebasan dan pemangkasan

H.  Penjarangan
      Penjarangan dilakukan bertujuan untuk memberikan ruang perumbuhan yang baik bagi tegakan selanjutnya. Penjarangan dilakukan setelah tanaman berumur 3 tahun dengan sistem berseling di tebang dan dilanjutkan pada umur 5 tahun. Penjarangan dilakukan terhadap pohon yang tertekan, terserang hama dan penyakit, batang pokok bengkok, mengarpu, bercabang banyak dan lain-lain.

I.    Pengendalian hama penyakit
      Pengendalian hama penyakit bertujuan untuk melindungi tanaman dari gangguan hama dan penyakit yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman.
Untuk mencegah agar tanaman bebas dari serangan hama dan penyakit maka perlu diketahui jenis hama dan penyakit yang sering ditemukan menyerang tanaman sengon. Dengan mengetahuinya petani dengan mudah untuk mengendalikannya termasuk usaha untuk mencegah.
1.   Hama
      Hama yang sering menyerang tanaman sengon antara lain:
-          Kupu-kupu Kuning (Eurema sp.) kumbang (Xylos andrus moriqeus, boktor (Xystrocera festiva) dan hama penggerek batang.
-          Kupu-kupu kuning umumnya menyerang bibit sengon tetapi juga sering menyerang tanaman dewasa dengan cara memakan daunnya.
-          Boktor (Xytrocera festiva) hama utama menyerang tanaman sengon, hama ini sangat berbahaya karena jika menyerang tanaman dapat menimbulkan kerugian besar bagi petani. Hama ini menyerang bagian batang tanaman sehingga menjadi rapuh, bahkan tanaman bisa tumbang akibat hama penggerek (boktor). Hama ini menyerang tanaman pada umur  3 tahun, apabila dibiarkan dalam waktu 2,5 tahun seluruh tanaman akan punah.


2.      Penyakit
a.       Penyakit Karat Puru
            Penyakit ini menyerang bibit di persemaian dan tanaman sengon berumur 5 tahun atau lebih. Penyakit ini disebabkan oleh jamur uromx elodisantepperianum, bagian yang diserang adalah dauh, dahan yang merupakan jaringan muda.
b.      Penyakit Puru (Galls)
            merupakan penyakit salah bentuk (malformation) dengan bentuk yang agak bulat seperti crowgalls, alcargada, bintil akar, dsb.
c.       Jamur Upas Upasia Salmoniselor
Jamur yang menyerang batang bagian atas tanaman sengon dari berbagai umur melalui luka pada kulit atau kulit kayu yang tipis.
d.      Penyakit Akar Merah
Penyebabnya adalah Jamur Ganoderma sp. Gejala tampak pada daun layu dan rontok sehingga akhirnya sengon bisa mati. Penyakit ini menyerang akar sengon, jika kulit dikupas nampak benang merah menempel pada kayu akar.

K.  Pasca Panen Kayu
      Pohon sengon secara umum memiliki daur antara 5 – 7 tahun, pada umur 5 tahun pohon sengon sudah dapat dimanfaatkan kayu sebagai kayu pertukangan bahan baku pabrik kertas, dan kayu bakar. Untuk meningkatkan kualitas pohon sengon selanjutnya pada umur tersebut jika diperlukan maka dapat dilakukan tebang penjarangan, tebang pilir, atau tebang menyelamatkan pohn yang terserang hama dan penyakit.


·         Salah satu kegiatan penting dalam pengelolaan hutan adalah kegiatan pemanenan
Hal-hal yang perlu dilakukan pada saat pemanenan adalah :
-          Penentuan tolak balik
-          Penentuan tolak rebah
Kesalahan yang diakibatkan pada saat penentuah arah rebah tersebut bisa menyebabkan penurunan kualitas dan kuantitas hasil peneangan. Hal yang menyebabkan penurunan kualitas dan kuantitas tebang adalah pecahnya kayu saat pohon jatuh ke tanah.
·         Setelah rebah kegiatan selanjutnya adalah pembersihan cabang dan ranting serta pembagian batang, kemudian dibagi-bagi batang sesuai kebutuhan.
·         Pembagian batang ini mempengaruhi kualitas kayu karena secara umum pelaksanaan harus memperhatikan hal berikut :
a.       Syarat yang diminta oleh pasar
b.      Kebijaksanaan penjualan kayu sengon
c.       Kemungkinan penyaradan dan pengangkutan
d.      Adanya industri penampung danpengolah kayu sengon.

Share :

Facebook Twitter Google+
0 Komentar untuk "CARA BUDI DAYA SENGON"

Back To Top