Definisi
Penyuluhan Dan Teknik Serta Metode Penyuluhan
Penyuluhan merupakan suatu pelayanan pendidikan di luar
bangku sekolah untuk melatih & mempengaruhi seseorang agar menerapkan
praktek maju dalam produksi pertanian & peternakan, manajemen, penyimpanan
& pemasaran. Perhatian tak hanya ditujukan untuk mendidik & mempercepat
penerapan suatu praktek maju tertentu, tetapi juga mengubah pandangan masyarkat
sehingga ia lebih mau menerima, dan atas prakarsanya sendiri terus menerus
mencari cara untuk memperbaiki usahanya (FAO).
Penyuluhan merupakan suatu pelayanan / sistem untuk membantu
masyarakat melalui cara pendidikan, dalam memperbaiki metode & teknik
usaha, meningkatkan efisiensi produksi dan pendapatan, lebih memperbaiki
tingkat hidup mereka dan mengangkat standar sosial & pendidikan dari
kehidupan pedesaan (Farquhar).
Penyuluhan merupakan suatu sistem pendidikan diluar
sekolahan untuk keluarga di pedesaan, dimana mereka belajar sambil berbuat
untuk menjadi mau, tahu dan bisa menyelesaikan sendiri masalah yang dihadapinya
secara baik, menguntungkan dan memuaskan.
Jadi penyuluhan adalah bentuk pendidikan yang cara, bahan
& sarananya disesuaikan dengan keadaan, kebutuhan dan kepentingan, baik
dari segi sasaran, waktu dan tempat (wiriaatmadja).
Dengan pencanangan
Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan pada tanggal 11 Juni 2005 oleh
Presiden RI, menyebabkan terjadinya perubahan pengertian penyuluhan. Menurut
Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian,
Perikanan dan Kehutanan (UU SP3K), arti penyuluhan itu adalah proses
pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu
menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar,
teknologi, permodalan, dan sumber daya lainnya, sebagai upaya untuk
meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya
serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.
Metode penyuluhan
dapat diartikan sebagai cara atau teknik penyampaian materi penyuluhan oleh
para penyuluh kepada masyrakat baik secara langsung maupun tidak langsung, agar
mereka tahu, mau dan mampu menerapkan inovasi (teknologi baru). Umumnya pesan terdiri dari sejumlah
simbol dan isi pesan inilah yang memperoleh perlakuan. Bentuk perlakuan
tersebut memilih, menata, menyederhanakan, menyajikan dll. Dilain pihak simbol
dapat diartikan kode-kode yang digunakan pada pesan. Simbol yang mudah diamati
dan paling banyak digunakan yaitu bahasa. Keputusan-keputusan yang dibuat oleh
penyuluh atau sumber untuk memilih serta menata isi pesan dan simbol yang
digunakan pada pesan dapat dikatakan teknik penyuluhan. Dilain pihak kegiatan
penyuluhn ini terlibat dalam proses belajar mengajar karena penyuluhan termasuk
dalam sistem pendidikan non formal. Sesuai dengan tujuan, proses belajar
mengajar dalam penyuluhan menghendaki retensi yang tinggi atau efek yang
maksimal. Untuk memperoleh retensi yang tinggi setiap audien memerlukan belajar
yang berulang.
Sedangkan teknik
penyuluhan dapat didefinisikan sebagai keputusan–keputusan yang dibuat oleh
sumber atau penyuluh dalam memilih serta menata simbul dan isi pesan menentukan
pilihan cara dan frekuensi penyampaian pesan serta menentukan bentuk penyajian
pesan.
Jadi metode dan teknik penyuluhan
merupakan cara dan prosedur yang dilakukan oleh seorang agen pembaharu/penyuluh
di bidangnya masing-masing, yang bertujuan untuk membantu mengubah perilaku
masyarakat ke arah yang lebih baik. Metode dan teknik penyuluhan ini akan
efektif apabila digunakan atau diterapkan secara tepat.
Peranan Penyuluh
1. Pendidik
2. Penyebar hasil riset
3. Membantu pengambilan keputusan
4. Pemberi dorongan moral
5. Pembantu perolehan sumber daya
baru
6. Pendorong peningkatan produksi
(adopsi inovasi).
B.
Prinsip-prinsip Metoda Penyuluhan
Satu hal yang harus diperhatikan oleh setiap penyuluh
sebelum menerapkan suatu metoda penyuluhan adalah, perlu memahami
prinsip-prinsip metoda penyuluhan, yang dapat dijadikannya sebagai
landasan untuk memilih metoda yang tepat. Tentang hal ini, Suzuki (1984)
mengemukakan adanya beberapa prinsip metoda penyuluhan yang meliputi:
1. Pengembangan untuk berpikir kreatif
Melalui penyuluhan, bukanlah dimaksudkan
agar masyarakat penerima manfaat selalu menguntungkan diri kepadaa
petunjuk, nasehat, atau bimbingan penyulunya. Tetapi sebaliknya, melalui
penyuluhan harus mampu dihasilkannya masyarakat yang mampu
dengan upayanya sendiri mengatasi masalah-masalah yang
dihadapi, serta mampu mengembangkan kreativitasnya untuk memanfaatkan
setiap potensi dan peluang yang dike-tahuinya untuk terus menerus dapat
memperbaiki mutu hidupnya. Karena itu, pada setiap
kegiatan penyuluhan, seorang penyuluh harus mampu memilih metoda yang
sejauh mungkin dapat mengembangkan daya nalar dan kreativitas masyarakat
penerima manfaatnya.
2.
Tempat yang paling baik adalah di
tempat kegiatan penerima manfaat
Dapat dipastikan bahwa, setiap individu sangat
mencintai profesinya, karena itu tidak suka diganggu (untuk
meninggalkan pekerjaan rutinnya), serta selalu berperilaku sesuai dengan
pengalamannya sendiri dan kenyataan-kenyataan yang dihadapinya
sehari-hari. Oleh sebab itu, dalam banyak kasus,
kegiatan penyuluhan sebaiknya dilaksanakan dengan
menerapkan metoda-metoda yang dapat dilaksanakan di lingkungan
pekerjaan (kegiatan) penerima manfaatnya. Hal ini dimaksudkan agar:
a.
Tidak banyak mengganggu (menyita
waktu) kegiatan rutinnya.
b.
Penyuluh dapat memahami betul
keadaan penerima manfaat, termasuk masalah-masalah yang dihadapi
dan potensi serta peluang yang dapat dimanfaatkan untuk perbaikan
mutu hidup mereka.
c.
Kepada penerima manfaat dapat
ditunjukkan contoh-contoh nyata tentang masalah dan potensi serta
peluang yang dapat ditemukan di lingkungan pekerjaannya sendiri, sehingga
mudah dipahami dan diresapi serta diingat oleh penerima manfaatnya.
3. Setiap individu terikat dengan
lingkungan sosialnya
Sebagai makhluk sosial, setiap individu akan selalu
berperilaku sesuai dengan kondisi lingkungan sosialnya, atau
setidak-tidaknya akan selalu berusaha menyesuaikan diri dengan
perilaku orang-orang di sekitarnya. Karena itu, kegiatan
penyuluhan akan lebih efisien jika diterapkan hanya kepada
beberapa warga masyarakat, terutama yang diakui oleh lingkungannya sebagai
panutan yang baik.
4. Ciptakan hubungan yang
akrab dengan penerima manfaat
Kegiatan penyuluhan adalah upaya mengubah
perilaku orang lain secara persuasif dengan menerapkan sistem
pendidikan. Adanya hubungan pribadi yang akrab antara penyuluh dengan
penerima manfaatnya, akan merupakan syarat yang harus dipenuhi,
setidak-tidaknya akan memperlancar kegiatan penyuluhan itu sendiri.
Keakraban hubungan antara penyuluh dan penerima manfaat ini menjadi
sangat penting. Karena dengan keakraban itu akan tercipta suatu
keterbukaan mengemukakan masalah dan menyampaikan pendapat.
Di samping itu, saran-saran yang disampaikan penyuluh dapat diterima
dengan senang hati seperti layaknya saran seorang sahabat tanpa ada
prasangka atau merasa dipaksa.
5.
Memberikan sesuatu untuk terjadinya perubahan
Kegiatan penyuluhan adalah upaya untuk
mengubah perilaku penerima manfaat, baik pengetahuannya, sikapnya, atau
ketram-pilannya. Dengan demikian, metoda yang diterapkan harus mampu
merangsang penerima manfaat untuk selalu siap (dalam arti sikap dan
pikiran) dan dengan suka-hati atas kesadaran ataupun pertim-bangan
nalarnya sendiri melakukan perubahan-perubahan demi perbaikan mutu
hidupnya sendiri, keluarganya, dan masyarakatnya.
C. Pendekatan-pendekatan Untuk Memilih Metoda Penyuluhan
penyuluhan pada dasarnya merupakan:
1) Proses komunikasi, yang memiliki
khusus untuk mengkomuni-kasikan untuk mengkomunikasikan inovasi di dalam
proses pengembangan.
2) Proses perubahan perilaku melalui
pendidikan, yang memiliki sifat khusus sebagai sistem
pendidikan non- formal dan pendi-dikan orang dewasa (adult education).
Bertolak dari pemahaman
tentang pengertian penyuluhan seperti itu,
pemilihan metoda penyuluhan dapat dilakukan dengan melakukan pendekatan-pendekatan
seperti berikut:
1) Metoda penyuluhan dan proses
komunikasi
Untuk memilih metoda
berkomunikasi yang efektif, Mardikanto (1982)
mengenalkan adanya tiga cara pendekatan yang dapat juga diterapkan
dalam pemilihan metoda penyuluhan, yaitu yang didasarkan pada:
a) media yang
digunakaan,
b) sifat
hubungan antara penyuluh dan penerima manfaatnya
c) pendekatan
psiko-sosial yang dikaitkan dengan tahapan adopsinya (Tabel 1).
Tabel 1. Ragam Metoda Penyuluhan
Ragam
Metoda
Penyuluhan
|
Media
Yang
Digunakan
|
Hubungan
Penyuluh - Klien
|
Pendekatan
Psiko-sosial
|
Kontak-tani
|
Lisan,
media-cetak
|
Langsung
|
Perorangan
|
Surat-menyurat
|
media-cetak
|
Tak-langsung
|
Perorangan
|
Anjang-karya/
Anjang-sana/
Karyawisata
|
Lisan,
media-cetak
|
Langsung
|
Perorangan,
Kelompok
|
Demonstrasu
(cara,
hasil)
|
Lisan,
media-cetak
media
terproyeksi
|
Langsung
|
Kelompok
|
Petrtemuan:
Ceramah,
kuliah, diskusi
|
Lisan,
media-cetak
media
terproyeksi
|
Langsung
|
Kelompok
|
Kelompencapir
|
Lisan,
media-cetak
media
terproyeksi
|
Langsung,
Tak-langsung
|
Kelompok
|
Pertemuan-umum
|
Lisan,
media-cetak
media
terproyeksi
|
Langsung
|
Masal
|
Pameran
|
Lisan,
media-cetak
media
terproyeksi
|
Langsung
|
Masal
|
Pertunjukan/
Sandiwara/ Role Playing
|
Lisan
|
Langsung.
Tak-langsung
|
Masal
|
Radio,
Kaset, CD
|
Lisan
|
Tak-langsung
|
Masal
|
TV,
Film, VCD, DVD,
Film-strip
|
Lisan,
media
terproyeksi
|
Tak-langsung
|
Masal
|
Media-cetak
|
media-cetak
|
Tak-langsung
|
Masal
|
Kampanye
|
Lisan,
media-cetak
media
terproyeksi
|
Langsung,
Tak-langsung
|
Kelompok.
masal
|
a)
Metoda penyuluhan menurut media yang digunakan
Berdasarkan media yang digunakan, metoda penyuluhan
dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
Media lisan, baik yang disampaikan
secara langsung (melalui percakapan tatap muka atau lewat
telepon), maupun secara tak langsung (lewat radio, televisi,
kaset, CD dll).
Media cetak, baik berupa gambar
(foto, poster) dan atau tulisan (majalah, selebaran, baner, dll), yang
dibagi-bagikan, disebarkan, atau dipasang di tempat-tempat
strategis yang mudah dijumpai oleh penerima manfaat (di jalan, pasar, dll).
Media terproyeksi,
berupa gambar dan atau tulisan lewat: slide,
pertunjukan film, film strip, VCD/DVD, dll.
b) Metoda penyuluhan menurut hubungan penyuluh dan
penerima manfaatnya
Berdasarkan hubungan penyuluh kepenerima manfaatnya, metoda
penyuluhan dibedakan atas dua macam, yaitu:
Komunikasi langsung, baik melalui
percakapan tatap muka atau lewat media tertentu (telepon, facimile) yang
memungkinkan penyuluh dapat berkomunikasi secara langsung (memperoleh respon)
dari penerima manfaatnya dalam waktu yang relatif sing-kat.
Komunikasi tak langsung, baik lewat
perantaraan orang lain, lewat surat, atau media yang lain, yang
tidak memungkinkan penyuluh dapat menerima respon dari penerima manfaatnya
dalam waktu yang relatif singkat.
c) Metoda
penyuluhan menurut keadaan psiko-sosial penerima manfaatnya
Seperti halnya dengan metoda
penyuluhaan berdasarkan media yang digunakan, metoda penyuluhan menurut
keadaan psiko-sosial penerima manfaatnya juga dibedakan dalam tiga hal,
yaitu (Tabel 2):
Pendekatan perorangan, artinya penyuluh
berkomunikasi secara pribadi orang seorang dengaan setiap penerima
manfaatnya, misalnya, melalui kunjungan ke rumah, kunjungan di tempat
kegiatan penerima manfaatnya, dll.
Pendekatan kelompok, manakala penyuluh
berkomunikasi dengan sekelompok penerima manfaat pada waktu yang sama,
seperti pada pertemuan di lapangan, penyelenggaraan latihan, dll.
Pendekatan masal, jika
penyuluh berkomunikasi secara tak langsung atau langsung
dengan sejumlah penerima manfaat yang sangat banyak bahkan mungkin
tersebar tempat tinggalnya, misalnya penyuluhan lewat TV, penyebaran
selebaran, dll.
Sehubungan dengan beragam metoda
penyuluhan di atas, pada Tabel 1 disampaikan beberapa pertimbangan dalam
pemilihan metoda menurut tahapan adopsinya.
Tabel 2.
Pemilihan Metoda Penyuluhan
Dengan
Pendekatan Komunikasi
TAHAPAN
ADOPSI
|
SADAR
|
MINAT
|
COBA
|
MENILAI
|
ADOPSI
|
||||
Perubahan
perilaku yg diharapkan
|
|
||||||||
|
|
|
|
||||||
Kliennya
|
|
|
|
||||||
|
|
|
|
Beberapa
jenis metode penyuluhan yang dapat diterapkan:
Ceramah
Ceramah merupakan suatu pertemuan untuk menyampaikan
informasi sebanyak-banyaknya dalam waktu yang relatif cepat. Tujuannya untuk
menyampaikan informasi yang lengkap dengan penyelasan yang lebih mendalam.
Demonstrasi
Demonstrasi merupakan suatu metode penyuluhan di lapangan
untuk memperlihatkan / membuktikan secara nyata tentang cara dan atau hasil
penerapan teknologi yang telah terbukti menguntungkan bagi masyarakat.
Berdasarkan sasaran yang akan dicapai demonstrasi dibedakan atas demostrasi
usaha perorangan (demplot), demonstrasi usaha kelompok (demfarm), demonstrasi
usaha gabungan kelompok (dem area)
(2) Metoda penyuluhan dalam pendidikan non formal
Salah satu ciri utama yang
membedakan antara pendidikan formal dan pendidikan non formal
adalah bahwa penyelenggaraan pendidikan non formal (seperti halnya
penyuluhan) dapat diselenggarakan kapan saja, dan di mana saja. Dengan demikian,
metoda yang akan diterapkan di dalam pelaksanaan penyuluhan dapat
menerapkan metoda pendidikan formal (ceramah, diskusi, belajar-mandiri)
atau metoda yang tidak pernah diterapkan dalam
sistem pendidikan formal seperti: pameran, kunjungan ke rumah
(anjang sana), dll. Ciri lain, kegiatan pendidikan non-formal
(termasuk penyuluhan) selalu diprogram sesuai dengan
kebutuhaan penerima manfaat. Artinya, berbeda dengan pendidikan formal yang
telah memiliki program yang dibakukan, sehingga setiap peserta harus
mengikuti/menyesuaikan diri dengan program pendidikan tersebut.
Setiap kegiatan pendidikan non-formal
(kegiatan penyuluhan) harus selalu menyesuaikan dengan keadaan
dan kebutuhan penerima manfaatnya. Dengan demikian, metoda
penyuluhan yang akan dipilih harus selalu disesuaikan dengan
karakteristik penerima manfaat-nya, sumberdaya yang tersedia atau
yang dapat dimanfaatkan, serta keadaan lingkungan (termasuk tempat
dan waktu) diselenggarakan kegiatan penyuluhan tersebut.
(3) Metoda penyuluhan dalam pendidikan orang
dewasa
Freire (1973) menyatakan bahwa
pendidikan (terutama pendidikan orang dewasa, penyuluhan) adalah merupakan
proses penyadaran menuju kepada pembebasan. Oleh sebab itu, proses
pendidikan harus dibebaskan dari upaya-upaya menciptakan
ketergantungan atau bentuk-bentuk penindasan baru. Artinya,
melalui pendidikan, penerima manfaat didik harus diberi kesempatan
seluas-luasnya untuk menyampaikan pengalaman dan mengembangkan daya
nalarnya, sehingga di dalam proses pendidikan tersebut kedudukan pendidik
dan yang dididik sama derajatnya.
Selaras dengan itu, salah satu
ciri utama dari pendidikan orang dewasa adalah keberhasilan
pendidikan tidak tergantung pada seberapa banyak materi yang
diajarkan, atau seberapa jauh tingkat pemahaman warga terdidik
terhadap materi yang diajarkan, tetapi lebih dicirikan pada
seberapa jauh program pendidikan tersebut mampu
mengembangkan dialog antara pendidik dan yang dididik.
Karena itu, pemilihan metoda pendidikan orang dewasa
(seperti halnya penyuluhan) harus lebih diutamakan pada
metoda-metoda yang memungkinkan adanya dialog baik antara pendidik
dan yang dididik maupun antara sesama peserta didik. Dengan demikian,
metoda diskusi umumnya lebih baik dibanding dengan metoda kuliah atau
ceramah.
Di samping itu, harus selalu diingat
bahwa penerima manfaat pen-didikan orang dewasa adalah orang-orang dewasa yang
di sam-ping telah memiliki pengalaman, perasaan dan harga diri
(yang tidak mudah dan tidak ingin digurui), mereka umumnya juga memi-liki
banyak kegiatan (tidak memiliki banyak waktu untuk belajar), dan
merupakan pribadi-pribadi yang umumnya telah mengalami kemunduran (baik
kemunduran kemampuan fisiknya maupun semangat belajar).
Oleh karena itu, pemilihaan metoda
pendidikan orang dewasa (termasukpenyuluhan) harus selalu
mempertimbangkan
a. Waktu
penyelenggaraan yang tidak terlalu mengganggu kegiatan
b. pekerjaan
pokoknya.
c. Waktu
penyelenggaraan sesingkat mungkin.
d. Lebih banyak
menggunakan alat peraga.
Hal lain yang juga harus diperhatikan dalam pemilihan metoda pendidikan
orang dewasa (termasuk penyuluhan) adalah, bahwa
program pendidikan harus lebih banyak mengacu kepada pemecahan
masalah yang sedang dan akan dihadapi, dibanding dengan
upaya menambah pengalaman belajar, baik yang
berupa pengetahuan, sikap, maupun ketrampilan-ketrampilan baru.
Berkaitan dengan hal ini, Scmidt (1974) menekankan agar pemilihan
metoda pendidikan orang dewasa (termasuk penyuluhan) harus
selalu mengacu kepada tujuan yang ingin dicapai
oleh program pendidikan yang pada dasarnya terbagi menjadi
dua, yaitu:
a) Menata
pengalaman masa lampau yang telah dimilikinya dengan cara baru, dan
b) Memberikan
pengalaman baru (pengetahuan, sikap, ketrampilan).
D.
Lingkup Analisis Penggunaan metode dan teknik penyuluhan
Metode penyuluhan merupakan cara penyampaian pesan agar
dapat terjadi perubahan sehingga sasaran tahu, mau dan mampu dalam menerapkan
inovasi baru. Ketika penyuluh telah dapat menetapkan cara untuk menyampaikan
pesan diharapkan keputusan tersebut dapat memberikan tingkat efektivitas yang
optimal maksimal untuk kegiatannya. Untuk mengamati apakah cara untuk
menyampaikan suatu pesan itu tersebut berdaya guna ataukah perlu disempurnakan
dapat dilakukan analisis tingkat efektivitasnya.
Sesuai dengan pendayagunaan teknik penyuluhan yaitu
terjadinya efek yang optimal dalam proses komunikasi inovasi. Oleh karena itu
keputusan cara penyampaian pesan yang diambil penyuluh harus dapat ditata dan
diolah.
1.
Lingkup teknik pendayagunaan penyuluhan meliputi :
a. Memilih dan menata simbol,
b. Memilih dan menata isi pesan,
c. memilih cara penyamapain pesan
baik tunggal maupun kombinasi
2.
Lingkup pendayagunaan teknik penyuluhan dalam perlakuan terhadap simbol :
a.
Memilih bahasa yang tepat
b.
Memilih bentuk bahasa
c.
Memilih kata-kata yang mudah dimengerti
d.
Mendayagunakan tatabahasa dan gaya bahasa
e. Mendayagunakan inovasi dan aksentuasi
3.
Lingkup pendayagunaan teknik penyuluhan dalam perlakuan terhadap pesan
a.
Memilih isi pesan yang memenuhi persyaratan inovasi yang dianjurkan
b. Menata isi pesan agar
Cocok dengan cara penyampaian yang
digunakan
Cocok dengan bentuk penyajian yang
di tampilkan
Sesuai dengan daya anut sasaran
0 Komentar untuk "gagasan penyuluhan Kehutanan"