Penyakit Tanaman Hutan


















































PENYAKIT TANAMAN HUTAN






I. PENDAHULUAN
Dengan diberlakukannya Otonomi Daerah maka peranan hutan diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan daerah, untuk itu hutan harus dikelola dengan optimal agar mencapai fungsi yang diharapkan dengan mengeliminir berbagai gangguan hutan yang dapat berakibat kepada kegagalan  pencapaian fungsi hutan.  Salah satu gangguan yang perlu diwaspadai dalam rangka pembangunan hutan tanaman secara luas adalah gangguan yang disebabkan oleh penyakit hutan.














Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa ciri khas tanaman hutan pada umumnya relatif murni (monokultur/species tunggal) serta berumur sama.  Keadaan inilah yang biasanya memberikan lingkungan yang menguntungkan bagi perkembangan penyakit.  Masalah penyakit akan dijumpai mulai dari biji, kecambah, bibit di persemaian sampai tegakan di lapangan bahkan berlangsung terus sampai dengan hasil hutan yang sudah disimpan di tempat penyimpanan.  Oleh karena itu  tidak mengerankan bila penyakit tanaman kehutanan perlu mendapat perhatian yang lebih serius, karena tidak akan mungkin diperoleh suatu tegakan  atau tanaman hutan yang sehat apabila masalah penyakit diabaikan.  Atas dasar keterangan tersebut, maka kita perlu mengetahui penyebab penyakitnya terlebih dahulu sehingga memudahkan dalampengambilan tindakan pengendalian terhadap penyakit tersebut.

II.        PENYAKIT TANAMAN HUTAN
Suatu hutan dikatakan sakit,  apabila pohon-pohon yang ada di dalamnya  mengalami tekanan/gangguan secara terus menerus oleh faktor-faktor biotik maupun abiotik.  Ada tiga faktor pokok yang mempengaruhi terjadinya penyakit tanaman yang peka/rentan, kondisi lingkungan yang mendukung perkembangan penyakit dan penyebab penyakit.  Ketiga faktor tersebut saling berinteraksi.

III.     PENYEBAB PENYAKIT
 Secara umum penyebab penyakit dibagi dalam 2 golongan yaitu biotis(parasit) dan abiotis (non parasit).  Biotis /parasit disebabkan oleh jamur, bakteri, nematoda virus dan tanaman tingkat tinggi. Sedangkan abiotis /non parasit disebabkan oleh kelembaban, suhu, defesiensi unsur hara, keracunan, polusi dan PH tanah.

IV.     GEJALA PENYAKIT
Gejala adalah kelainan atau penyimpangan  dari keadaan normal yang ditunjukan oleh tanaman.  Gejala penyakit sangat penting, karena merupakan dasar untuk daignosa di lapangan atau untuk mengetahui penyebab  sakitnya tanaman tersebut.  Gejala yang diperlihatkan karena serangan patogen  maupun non patogen akan nampak sama.  Berdasarkan sifat dari gejala yang timbul dapat dibvagi menjadi 1. Gejala Lokal dan 2. Gejala Sistimatik.  Gejala lokal merupakan gejala yang timbul hanya terbatas pada bagian-bagian tanaman tertentu saja, misalnya penyakit pada buah, daun, batang dan akar.  Sedangkan Gejala sistimatik yaitu gejala yang timbul pada seluruh tanaman (umumnya gejala yang disebabkan oleh virus).
Gejala yang dapat dilihat dengan mata di lapangan (gejala luar/morfo;ogi) berdasarkan bentklnya dapat dibagi menjadi  :
ü  Gejala Nekrotik : gejala yang ditunjukan oleh bagian dari tanaman yang mati. Misalnya gejala menguning layu,kanker, mati pucuk dan bercak
ü  Gejala Hipoplasia : gejala ini menunjukan terhambatnya pertumbuhan (kerdil) atau perkembangan seluruh tanaman  atau sebagian dari tanaman.  Misalnya gejala hipokromi (hambatan dalam pembentukan warna), albikasi ( kegagalan dalam pembentukan zat warna hijau daun), suppresi (tidak terbentuknya bagian tertentu dari tanaman)
ü  Gejala Hiperplasia : gejala ini menunjukan pertumbuhan tanaman yang berlebihan seperti kriting, puru, kutil, bintil, kudis, lendir.

V.        PENGENDALIAN PENYAKIT

Tinggi rendahnya derajat kerusakan yang ditimbulkan oleh serangan penyakit yang ditentukan oleh populasi (intensitas serangan).  Jika intensitas serangan rendah, maka kerusakan yang ditimbulkan secara ekonomi maka kerusakan yang ditimbulkannya secara ekonomis yang berarti sehingga perlu dilakukan pengendalian penyakit. 
Maksud dari pengendalian penyakit yang ditimbulkannya adalah untuk memeperbaiki kualitas dan kuantitas tanaman  dan mencegah terjadinya kerugian secara ekonomi.  Pengendalian penyakit dilakukan apabila biaya yang dikeluarkan untuk pengendalian lebih  kecil dari pada kerugian yang terjadi sebagai akibat dari penyakit itu  apabila tidak dikendalikan.  Oleh karena itu perlu dicari pengendalian yang tepat (efektif dan efisien).  Hal ini  dapat dilakukan  setelah diketahui  terlebih dahulu  penyebab penyakitnya  dan cara hidup anggota, serta cara penyebarannya.
Pengendalian penyakit tanaman hutan sedikit berbeda dengan yang biasa dilakukan untuk tanaman pertanian, karena beberapa alasan seperti  : a) hasil utama yang dipanen adalah kayu, b) daur hidup dapat mencapai puluhan tahun; c) jenis-jenis pohon yang tumbuh tidak dikelola secara intensif; d) banyak hutan yang terletak di daerah terpencil yang sulit dicapai; e) Siklus hidup jenis-jenis pohon umumnya panjang, menyebabkan pemuliaan pohon dalam upayah untuk memperoleh varietas unggul yang resistensi terhadap hama/penyakit diperlukan jangka waktu cukup panjang.  Pengendalian penyakit yang umumnya dilakukan adalah  :
ü   Eksklusi dan Karantina
Bahan tanaman  (benih, stek, bibit) yang akan ditanam perlu dipilih yang sehat.  Apabila bahan tanaman tersebut berasal dari daerah maka harus dilakukan karantina dahulu
ü   Tindakan silvikultur adalah cara busidaya tanaman hutan yang dilakukan dengan tujuan agar pohon yang ditanam dapat tumbuh di dalam hutan dengan baik hingga diperoleh hasil yang paling menguntungkan.  Untuk hutan tanaman, tindakan silvikultur  yang dapat dilakukan antara lain  :
·     Penanaman campuran berbagai jenis pohon dan penanaman tanaman sela (hutan tanaman campuran)
·                             Penentuan daur yang sesuai
·     Pengaturan jarak tanam dan penjarangan
·                             Penanaman pohon pelindung
·                             Penanaman jenis-jenis lokal
·     Inokulasi bibit dengan fungsi pembentuk mikroza
ü   Pengendalian secara biologi/hayati
Pada dasarnya pengendalian biology adalah suatu bentuk pengendalian untuk menghancurkan sebagian atau populasi patogen dengan memanfaatkan organisme lain yang bersifat antagonis.
ü   Sanitasi
Sanitasi adalah pembersihan lapangan dari gulma atau sisa-sisa tanaman/tonggak yang dapat merupakan sumber inokulum.



Disusun oleh :
Muhammad Nasir SP





Penyuluh Kehutanan






















2016

Share :

Facebook Twitter Google+
0 Komentar untuk "Penyakit Tanaman Hutan"

Back To Top